6 Pendapat Prof. Dr. Koentjaraningrat Tentang Antropologi dan Kebudayaan

Nama Koentjaraningrat tidak bisa kita pisahkan saat berbicara tentang kebudayaan dan antropologi. Beliau adalah pendiri jurusan antropologi Universitas Indonesia dan perintis jurusan yang sama di tujuh universitas di Indonesia. Beliau merupakan guru besar dalam Ilmu antropologi di UI, UGM, dan Perguruan Tinggi Hukum Militer. Beliau mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki.

6 Pendapat Prof. Dr. Koentjaraningrat Tentang Antropologi dan Kebudayaan
Mari kita ikuti bagaimana pendapatnya tentang antropologi, kebudayaan daerah, dan kebudayaan nasional berikut ini (diolah dari Kompas, 23 Januari 1991).
 Tentang peran antropologi bagi negara Indonesia:
Janganlah mendeskriminasi, janganlah menganggap kebudayaan sendiri sebagai yang paling tinggi dibandingkan kebudayaan yang lain. Jangan menganggap kebudayaan Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan Irian misalnya. Belum tentu. Itu kan pandangan subjektif menurut seseorang. Tetapi Irian juga memiliki kebudayaan sendiri, dengan segenap kekuatannya. Apa kekuatannya, itulah tugas antropologi.

 Tentang temuan terpentingnya mengenai bangsa Indonesia:

Saya sejak tahun 1970-an banyak meneliti orientasi nilai budaya atau mentalitas budaya, dengan membandingkan hal ini pada setiap suku bangsa. Ini penting sekali, misalkan saja pengetahuan ini bisa diterapkan dalam menjalankan prinsip-prinsip menejemen. Dalam setiap kebudayaan di setiap suku bangsa ada mentalitas-mentalitas yang cocok sekali untuk suatu pekerjaan tertentu.
 Tentang kontribusi antropologi untuk pembangunan bangsa:
Jelas ada, misalkan pendekatan seperti apa yang paling pas untuk mengelola sebuah bangsa dengan multietnis seperti kita ini. Kita terdiri dari banyak suku bangsa dengan kebudayaan yang beragam, bahasa berbeda, agama tak sama. Bagaimana orang-orang semacam ini bisa hidup bersama, misalkan dalam sebuah komunitas yang kecil mereka bisa seiya sekata.
 Tentang persoalan krusial yang dihadapi bangsa masa kini dan masa depan:
Jangan sekali-kali membesarkan perbedaan, memandang rendah suku bangsa lain. Kadang-kadang kita secara tak sadar melakukan itu, merendahkan suku bangsa lain. Misalnya satu suku bangsa disebut primitif dan suku bangsa lainnya dinilai adiluhung.
 Tentang disiplin bangsa:
Disiplin itu persoalan ketaatan. Orang Indonesia, terutama Jawa sebetulnya cukup taat. Pada orang Jawa, anak yang paling terpuji adalah anak yang taat, manut. Dalam kenyataannya, juga banyak orang Indonesia seperti itu. Tapi ketaatan itu sebetulnya jika ada orang yang ditakuti. Tetapi jika mulai masuk ke hal-hal yang abstrak, yakni bukan orang yang mengawasi, di situlah disiplin kita mulai digerogoti.
 Tentang penetrasi budaya di era globalisasi:
Ikutlah dengan budaya global sebagai partisipan yang tidak hanya pasif tapi aktif. Kebudayaan Indonesia kita ikut sertakan di dalamnya. Kita punya karya-karya unggul yang juga bisa menjadi bagian dari kebudayaan dunia. Misalnya saat menyebut tekstil langsung identik dengan Indonesia, seperti saat menyebut kosmetika langsung teringat Prancis.

Comments

Popular posts from this blog

4 Fase Perkembangan Ilmu Antropologi Serta Contohnya

Pengertian Antropologi Secara Etimologi dan Ruang Lingkupnya

15 Pengertian Kebudayaan Secara Umum, Etimologi dan Menurut Para Ahli