6 Ciri Budaya Lokal di Indonesia Dan Contohnya
- Get link
- X
- Other Apps
Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Pada setiap daerah masyarakat kita mengembangkan kebudayaan masing-masing. Kebudayaan yang dikembangkan di daerah-daerah dinamakan kebudayaan atau budaya lokal. Lalu tahukah kalian bagaimana ciri-ciri budaya atau kebudayaan lokal di Indonesia tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini silahkan kalian simak penjelasan berikut.
Ciri-Ciri Budaya Lokal Indonesia
Ciri-ciri budaya lokal dapat dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku bangsa. Kelembagaan sosial merupakan ikatan sosial bersama di antara anggota masyarakat yang mengoordinasikan tindakan sosial bersama antara anggota masyarakat. Lembaga sosial memiliki orientasi perilaku sosial ke dalam yang sangat kuat. Hal itu ditunjukkan dengan orientasi untuk memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial tersebut.
Dalam lembaga sosial, hubungan sosial di antara anggotanya sangat bersifat pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan gengsi sosial yang dimiliki. Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai dalam sistem gotong royong di Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat di Bali. Gotong royong merupakan ikatan hubungan tolong-menolong di antara masyarakat desa.
Di daerah pedesaan pola hubungan gotong royong dapat terwujud dalam banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama merupakan beberapa contoh dari aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di daerah pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan gotong royong terbagi dalam berbagai macam bentuk. Bentuk itu di antaranya berkaitan dengan upacara siklus hidup manusia, seperti perkawinan, kematian, dan panen yang dikemas dalam bentuk selamatan.
Di dalam masyarakat Jawa, pelaksanaan selamatan ada yang dilakukan secara individual ataupun secara kolektif. Tujuannya adalah untuk memperkuat ikatan sosial masyarakat yang dilakukan oleh suatu kelompok sosial tertentu. Misalnya, keraton Yogyakarta dan Surakarta adalah kelompok masyarakat yang paling sering melakukan ritual selamatan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, seperti gerebeg, sedekah bumi, upacara apeman, dan gunungan yang masih dilaksanakan sampai sekarang.
Di daerah Bali, beberapa bentuk kebudayaan lokal masih dilaksanakan sampai saat ini. Misalnya, mebanten atau membuat sesaji setiap hari sebanyak tiga kali oleh masyarakat Bali sebagai perwujudan rasa syukur, hormat, dan penyembahan kepada Tuhan. Konsep kepercayaan masyarakat Bali yang menjadi budaya adalah adat untuk melilitkan kain berwarna hitam dan putih pada batang pohon yang besar.
Upacara Ngaben di Pulau Bali tiang, dan bangunan di setiap daerah di Pulau Bali. Selain itu, contoh budaya lokal adalah upacara Ngaben yang saat ini menjadi tontonan para wisatawan yang datang ke Bali. Ngaben adalah upacara tradisi membakar jenazah orang yang sudah meninggal sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang sudah meninggal.
Salah satu aktivitas masyarakat Bali yang diikat oleh prinsip kebudayaan lokal adalah sistem pengairan di Bali yang disebut Subak. Subak adalah salah satu bentuk gotong royong atau sistem pengelolaan air untuk mengairi lahan persawahan berbentuk organisasi yang anggotanya diikat oleh pura subak. Di dalam sistem subak terdapat pembagian kerja berdasarkan hak dan kewajiban sebagai anggota subak. Oleh karena itu, apabila ada warga yang tidak menjadi anggota maka ia tidak berhak atas jatah air untuk mengairi sawahnya dan mengurus pura serta bebas dari semua kewajiban di sawah dan pura.
Budaya lokal di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan. Suku-suku bangsa yang sudah banyak bergaul dengan masyarakat luar dan bersentuhan dengan budaya modern, seperti suku Jawa, Minangkabau, Batak, Aceh, dan Bugis memiliki budaya lokal yang berbeda dengan suku bangsa yang masih tertutup atau terisolasi seperti suku Dayak di pedalaman Kalimantan atau suku bangsa Wana di Sulawesi Tengah.
Perbedaan budaya tersebut bisa menimbulkan konflik sosial akibat adanya perbedaan perilaku yang dilandasi nilai-nilai budaya yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan konsep budaya yang mengandung nilai kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan solidaritas antarwarga masyarakat yang hidup dalam komunitas yang sama.
Misalnya, para mahasiswa yang tinggal di rumah indekos di Yogyakarta. Para mahasiswa tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda. Perbedaan budaya tersebut bisa menimbulkan konflik sosial dalam kehidupan sehari-hari apabila tidak dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, diperlukan rasa toleransi dan saling menghormati antarpenghuni rumah indekos. Sikap toleransi antarpenghuni rumah indekos tersebut akan muncul apabila didasari prinsip relativisme budaya yang memandang bahwa setiap kebudayaan tersebut berbeda dan unik serta tidak ada nilai-nilai budaya suatu kelompok yang dianggap lebih baik atau buruk dibanding kelompok lainnya.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment