Karakteristik dan Konsep Penting dalam Dinamika Kebudayaan
- Get link
- X
- Other Apps
Kebudayaan muncul bersamaan dengan munculnya manusia dipermukaan bumi. Di dalam perjalanannya, kebudayaan mengalami bermacam –macam proses. Berbagai perubahan kebudayaan yang terjadi pada kelompok –kelompok manusia tidak muncul dengan sendirinya dan tiba –tiba, melainkan mengalami bermacam proses.
1. Pengertian Dinamika Kebudayaan
Budaya sebagai hasil budi daya manusia tidak selalu statis, namun bergerak sesuai dengan perubahan zaman dan kebutuhan manusia. Itulah yang dimaksud dengan dinamika.
Jadi, sesungguhnya dinamika adalah suatu kekuatan dari dalam suatu materi yang memiliki tenaga atau semangat untuk bergerak sehingga terjadi suatu perubahan. Dalam hal ini, materi yang memiliki kekuatan untuk bergerak adalah sekelompok manusia atau sekelompok individu.
Sekelompok manusia atau individu sangat berperan aktif menentukan terjadinya suatu perubahan. Seorang individu belum tentu dapat melakukan perubahan. Sekalipun dapat melakukan suatu perubahan, itu hanya berupa pengaruh. Pengaruh tersebut kemudian tersebar meluas. Sebaran tersebut yang kemudian memberi penentu berubah dan tidaknya suatu budaya.
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsure –unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara hidup yang disebabkan oleh perubahan –perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b. Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi –modifikasi yang terjadi dalam pola –pola kehidupan manusia. Modifikasi –modifikasi tersebut terjadi karena sebab –sebab internal maupun eksternal.
c. Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga –lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai –nilai, sikap, dan pola –pola perilaku di antara kelompok –kelompok dalam masyarakat.
d. Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
e. William F. Ogburn
Perubahan kebudayaan mencakup unsur material ataupun nonmaterial.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat merupakan suatu gejala normal. Perubahan –perubahan yang menjalar dengan cepat dari bagian dunia satu ke dunia lain dalam suatu proses dikenal dengan istilah globalisasi.
Faktor –faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
a. Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
b Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yang berlaku.
c. Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
d. Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.
Faktor –faktor eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
a. Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lain –lain.
b. Timbulnya peperangan.
c. Kontak dengan masyarakat lain.
2. Konsep –konsep penting dalam dinamika kebudayaan
Suatu peristiwaatau fenomena kebudayaan sebagai proses yang sedang berjalan atau bergeser disebut dinamika kebudayaan. Untuk mempelajari tentang dinamika kebudayaan maka kalian akan diperkenalkan tentang konsep –konsep penting dalam dinamika kebudayaan, yaitu:
a. Sosialisasi
Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi yaitu suatu proses di mana seorang menghayati (mendarahdagingkan - inter-nalize) norma –norma kelompok di mana manusia hidup, sehingga timbullah 'diri' yang unik.
Menurut Peter Berger, sosialisasi adalah proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Proses sosialisasi ini berhubungan dengan proses mempelajari kebudayaan dalam sistem sosial tertentu.
Menurut Koentjaraningrat, sosialisasi adalah proses individu dari masa anak –anak hingga masa tuanya belajar pola –pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang menduduki bermacam –macam status dan menjalankan berbagai peranan sosial.
b. Asimilasi
Menurut Soerjono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha –usaha mengurangi perbedaan –perbedaan yang terdapat antara orang –perorangan atau kelompok –kelompok manusia yang meliputi usaha –usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap,dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.
Artinya, apabila orang –orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat maka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut.
Secara singkat proses asimilasi adalah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan. Tetapi hal ini tidak semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang mempengaruhi suatu budaya itu dapat melebur menjadi satu kebudayaan.
Adapun faktor –faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi adalah:
a. Adanya sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.
b. Kesempatan –kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
c. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
e. Persamaan dalam unsure –unsur kebudayaan.
f. Perkawinan campuran (amalgamation).
g. Adanya musuh dari luar.
Sedangkan faktor –faktor yang menghambat terjadinya asimilasi adalah:
a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
b. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
c. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
d. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
e. Perbedaan cirri –ciri badaniah seperti warna kulit.
f. In-group feeling (perasaan yang kuat) terhadap budaya kelompoknya.
g. Apabila golongan minoritas mengalami gangguan –gangguan dari golongan yang berkuasa.
c. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsure –unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsure –unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berlangsung baik dapat menghasilkan integrasi unsure –unsur kebudayaan asing dengan unsure –unsur kebudayaan sendiri. Yang paling mudah menerima kebudayaan asing adalah generasi muda.
Coba kalian amati begitu mudahnya kalian menerima perkembangan model rambut penyanyi Barat atau model pakaian artis luar negeri.
Mobil adalah salah satu unsure kebudayaan yang telah diterima oleh masyarakat sebagai sarana transportasi.
Biasanya unsure –unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan, peralatan –peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan sebagainya.
Sedangkan unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsure kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain –lain.
d. Difusi
Merupakan penyebaran unsure –unsur kebudayaan yang terjadi melalui pertemuan –pertemuan antara individu dalam suatu kelompok dengan individu dalam kelompok lainnya.
Ada tiga cara dalam penyebaran kebudayaan, yaitu simbiotik, penetration pacifique, dan penetration violence.
Penyebaran kebudayaan simbiotik masing –masing kebudayaan masih memegang kebudayaan sendiri jadi tidak ada perubahan kebudayaan.
Penyebaran yang kedua, unsur budaya asing yang masuk tidak dilakukan dengan sengaja dan tanpa unsur paksaan.
Berbeda dengan penyebaran budaya yang ketiga yaitu penetration pacifique yang memasukkan unsur kebudayaan dengan peperangan, penaklukan, atau penjajahan. Ini yang banyak terjadi di Indonesia.
e. Inovasi, Discovery, dan Invention
Inovasi adalah suatu proses pembaharuan dari penggunaan sumber –sumber alam, energi, modal, pengaturan, baru dari tenaga kerja, penggunaan teknologi, sistem produksi, maupun produk baru yang didapat melalui proses discovery dan invention.
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu kebudayaan yang baru baik yang berupa suatu alat baru maupun ide yang diciptakan individu atau kelompok individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sedangkan invention adalah ketika discovery dapat diterima, diakui, dan diterapkan oleh masyarakat secara luas.
Menurut Koentjaraningrat, ada tiga faktor yang mendorong seseorang melakukan dan mengembangkan penemuan baru yaitu:
a. Kesadaran para anggota masyarakat akan kekurangan dalam unsure kebudayaannya.
b. Mutu dari keahlian kebudayaan.
c. Sistem perangsang bagi aktifitas mencipta atau menemukan dalam masyarakat.
Misalnya saja perkembangan penemuan handphone mulai dari gambar hitam putih menjadi berwarna, dari sebagai alat komunikasi menjadi alat untuk memfoto atau merekam.
Selain konsep –konsep dalam kebudayaan tersebut, terdapat istilah –istilah kebudayaan lainnya yang dapat digunakan dalam memberikan analisis dinamika kebudayaan.
Kebudayaan Khusus (Subcultures) dan Kebudayaan Tandingan (Counter Cultures)
Kebudayaan yang khusus dalam kelompok kita mencakup pekerjaan, agama, suku bangsa, daerah, kelassosial, usia, jenis kelamin, dan lain –lain . Misalnya saja anak muda sekarang memiliki gaya pakaian, rambut dan bahasa sendiri yang kadangkala tidak dimengerti oleh orang lain. Inilah yang disebut kebudayan khusus.
Sedangkan kebudayaan tandingan adalah kebudayaan khusus yang berlawanan dengan kebudayaan induk. Misalnya saja geng kenakalan. Ini bukanlah suatu kelompok tanpa norma atau nilai –nilai moral tetapi kelompok tersebut memiliki norma dan nilai moral yang bersifat memaksa.
Kebudayaan Real dan Kebudayaan Ideal
Kebudayaan ideal mencakup tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui yang diharapkan diikuti oleh banyak orang (norma –norma budaya) sedangkan kebudayaan real mencakup hal –hal yang betul –betul mereka laksanakan.
Misalnya saja larangan untuk tidak minum –minuman keras karena mengakibatkan seseorang individu mabuk dan bersikap tidak rasional lagi.
Tetapi kenyataannya banyak took –toko yang menjual minuman ini bahkan adanya diskotik –diskotik cenderung menampilkan sisi negatif dari kehidupan malam termasuk minuman keras. Ini menggambarkan bahwa antara kebudayaan real dan kebudayaan ideal tidak bisa sejalan.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment