Faktor –Faktor Pendorong dan Penghambat Serta Contoh Wujud Integrasi Nasional
- Get link
- X
- Other Apps
Negara Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa. Tidak mudah mengatur negara seperti Indonesia karena tidak terletak pada suatu pulau, melainkan terdiri dari banyak pulau. Pertahanan keamanan negara pada setiap sudut negara sulit untuk selalu diawasi.
Hal ini disebabkan oleh begitu luasnya wilayah negara Indonesia. Dengan keadaan yang demikian, perlu adanya integrasi nasional yang kuat. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan integrasi nasional? Pada materi ini, kita akan mengkaji lebih dalam tentang integrasi nasional Indonesia beserta faktor pendorong dan penghambatnya.
1. Pengertian Integrasi Nasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti dua macam, yaitu:
a. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsure –unsur kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Integrasi berasal dari bahasa Latin integrare, yang atinya memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Kata bendanya integritas, artinya keutuhan atau kebulatan. Dengan demikian, integrasi sosial berarti menjadikan masyarakat menjadi bulat. Integrasi di masyarakat dapat tercapai jika terdapat tuntutan tingkah laku yang disepakati bersama untuk mewujudkan suatu kesatuan sebagai satu kesatuan yang utuh.
Integrasi merupakan terjemahan dari integration (bahasa Inggris) yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Integrasi berarti juga proses pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi diri merupakan wujud dari diri seseorang yang utuh, bulat, dan seimbang serta jujur dan dapat dipercaya.
Maurice Duverger memberikan definisi sebagai berikut, integrasi adalah dibangunnya interdepedensi yang lebih rapat antara bagian –bagian dari organisme hidup atau antara suatu proses pengembangan masyarakat di mana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan serta secara bersama –sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi.
Perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang heterogen ( beraneka macam ) itu diungkapkan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda –beda suku bangsa, agama, budaya daerah, tetapi tetap satu bangsa.
Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali diungkapkan oleh seorang Empu terkenal di Kerajaan Majapahit, yaitu Empu Tantular, dalam kitab Sutasoma.
Untuk mencapai keutuhan masyarakat, ada empat hal yang harus dihindari yaitu sebagai berikut.
a. Ketidakaktifan biologis
Keutuhan masyarakat hanya dapat tercapai jika masing-masing anggotanya secara sadar terlibat aktif secara fisik melalui kehadiran dalam berbagai peristiwa yang ada dalam masyarakat. Ketidakhadiran secara fisik biasanya menimbulkan sanksi sosial. Misalnya, warga yang mangkir dalam setiap upacara perkawinan akan menjadi buah bibir pada masyarakat bersangkutan.
b. Keapatisan dalam masyarakat
Kesatuan masyarakat dapat terjalin dengan kepedulian yang tinggi di antara sesama warganya. Hal ini biasanya kentara ketika ada seorang warga yang berperilaku menyimpang. Biasanya warga yang berperilaku menyimpang akan dianggap sebagai orang gila atau tidak waras. Jika rasa kepedulian ini berubah menjadi apatis.
Keseimbangan dalam masyarakat akan goyah. Satu penyimpangan akan diikuti penyimpangan lain, atau jumlah pelaku penyimpangan akan berubah. Lebih jelasnya dapat dilihat dari penerimaan masyarakat terhadap perilaku sebagian anak muda yang sering ugalan –ugalan, mabuk –mabukan.
Jika masyarakat setempat tidak ambil pusing dengan kejadian tersebut, lambat laun generasi muda yang menjadi pemabuk akan semakin banyak.
c. Terjadinya peperangan
Perang akan menimbulkan derita dan menggoyahkan keseimbangan dalam masyarakat. Kondisi sosial menjadi tidak menentu, sumber mata pencarian menjadi hilang, serta rusaknya sarana dan prasarana umum. Hal itu menyebabkan derita yang berkepanjangan, dan untuk memulihkannya diperlukan waktu yang lama.
d. Penghisapan suatu masyarakat
Suatu contoh konkret yang telah dialami bangsa Indonesia ialah penjajahan kolonial. Dampak dari penjajahan bangsa ialah rasa inferior (rendah diri) bangsa dibandingkan bangsa lain. Bangsa Indonesia selalu merujuk kemajuan bangsa penjajah (Eropa: Belanda, Perancis, Inggris) sebagai indikator sukses tidaknya pembangunan.
Padahal banyak nilai dan kekayaan budaya lokal yang belum tergali yang dapat menjadi nilai lebih bangsa Indonesia. Misalnya, konsep social-forestry (hutan kemasyarakatan) yang sekarang dikembangkan di berbagai negara maju, telah beribu tahun diamalkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia melalui berbagai hal yang dianggap tabu atau pantangan terhadap tanah ulayat.
Ironisnya cara hidup tradisional yang arif tersebut seringkali dipandang sebelah mata dan dianggap kolot.
Untuk mewujudkan suatu integrasi, hal yang harus diperhatikan adalah solidaritas. Solidaritas menunjukkan pada suatu keadaan yang berhubungan antara individu dan kelompok yang didasari pada perasaan bersama serta diperkuat oleh pengalaman emosional. Secara umum solidaritas dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Solidaritas Mekanik
Solidaritas ini didasar pada kesadaran kolektif bersama yang menunjukkan pada totalitas dan perilaku bersama yang ter dapat dalam masyarakat. Misalnya, gotong royong.
b. Solidaritas Organik
Solidaritas yang menitikberatkan pada hasil kerja individu sehingga untuk solidaritas ini cenderung dilakukan pada masyarakat kota.
2. Faktor Pendorong Integrasi Nasional
Menurut R. William Liddle, konsensus nasional yang mengintegrasikan masyarakat yang pluralistik mempunyai dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang tangguh.
Pertama, sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas –batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik. Kedua, apabila sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan –aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan.
Menurut Nasikun integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya akan berkembang di atas konsensus nasional mengenai batas –batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yang berlaku di seluruh masyarakat tersebut.
Faktor –faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut.
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.
8. Mengidentifikasi akar persamaan di antara kultur –kultur etnis yang ada.
9. Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama –sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi.
10. Mengakomodasi timbulnya etnis.
11. Upaya yang kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi.
3. Faktor Penghambat Integrasi Nasional
Di samping faktor pendorong, ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya integrasi nasional. Faktor yang menghambat terjadinya integrasi nasional adalah:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor –faktor kesukubangsaan dengan masing –masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil –hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusan di masalah SARA ( Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan –kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
6. Negara multietnis yang tidak memiliki sejarah nasional yang panjang.
7. Lemahnya nilai –nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio,film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).
Hal itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat –baratan/meniru gaya hidup orang Eropa atau Amerika, pergaulan bebas, penyalahgunaa nnarkotika, minum minuman keras, dan sebagainya.
Sejarah nasional sesungguhnya dapat dijadikan pengikat bagi kukuhnya suatu integrasi nasional. Suatu bangsa akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan karena memiliki sejarah bangsa yang panjang dan sama.
Jadi jika tidak memiliki sejarah nasional yang panjang, berarti integrasi tersebut baru saja terjadi. Negara yang baru berdiri rawan akan terjadinya perebutan kekuasaan, sehingga mudah terpecah. Pertentangan etnis yang berkelanjutan akan sulit memunculkan persatuan yang kuat.
Kebencian secara turun menurun sulit dihentikan, hingga akhirnya suatu tindakan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara dengan keadaan yang aman dan nyaman, damai sentosa. Suatu bangsa multiagama jika tidak memiliki toleransi beragama yang baik, bisa menimbulkan konflik yang berkepanjangan hingga menghancurkan negara.
Masing –masing penganut agama merasa memiliki agama yang paling baik dan paling benar, dan beranggapan bahwa agama lain tidak baik. Dengan adanya anggapan seperti itu,maka perpecahan mudah terjadi. Untuk itu toleransi beragama harus dipupuk. Diskriminasi yang dianggap sebagai tindakan yang biasa terjadi oleh segolongan orang akan memicu terjadinya keresahan masyarakat.
Dengan adanya diskriminasi tersebut, integrasi nasional akan sulit terbentuk dengan baik. Tidak menghargai etnis, bahasa, dan ras lain juga dapat menimbulkan perpecahan karena telah menyinggung harkat dan martabat seseorang.
4. Contoh Wujud Integrasi Nasional
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut.
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi).
Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali.
Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama –agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet daerah untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.
Sebagai seorang pelajar yang baik, kalian harus memiliki sikap kepedulian untuk mewujudkan integrasi nasional. Adapun contoh –contoh untuk mendukung terwujudnya integrasi nasional yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Pertukaran pelajar antarprovinsi se-Indonesia.
2. Pengiriman misi kebudayaan dari para pelajar ke berbagai daerah di Indonesia.
3 .Mengadakan festival seni dan budaya antarpelajar se –Indonesia.
4. Mengadakan perlombaan antarpelajar se-Indonesia untuk lebih mengenalkan budaya lokal masing –masing daerah kepada seluruh rakyat Indonesia.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment