Bahasa : Pengertian Menurut Para Ahli, Fungsi, Konsep Penting dan Rumpun Bahasa Di Dunia
- Get link
- X
- Other Apps
1. Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Dikutip dari Kridalaksana (1923), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok social untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
Dikutip dari Tarigan, dikatakan oleh Anderson dan Douglas Brown bahwa bahasa memiliki ciri atau sifat bahasa. Ciri –ciri bahasa itu antara lain bahasa itu adalah sebuah sistem, berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, bersifat konvensional, unik, universal, dan produktif, bervariasi, dinamis, digunakan sebagai alat komunikasi, dan merupakan identitas penuturnya.
Menurut William A. Haviland, bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti, yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu. Perlu dipahami bahwa bahasa bukanlah satu –satunya alat untuk berkomunikasi.
Cara lain tersebut adalah para bahasa dan kinesika. Para bahasa adalah sistem bunyi yang menyertai bahasa, sedangkan kinesika adalah sistem gerakan tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Namun, pembahasan ini hanya akan mengurai mengenai bahasa saja.
Bahasa adalah alat canggih yang mampu dipergunakan pada berbagai kesempatan dan kebutuhan. Melalui bahasa pula manusia mampu menyampaikan segala hal yang dimaksudkan kepada pihak lain.
Namun demikian, konteks bahasa pula bermain di dalamnya. Demikian pula halnya dengan bahasa yang tidak hanya memiliki satu makna. Kata ”bahasa” dapat diinterpretasikan berbeda –beda, tergantung pada konteks yang melingkupinya.
Abdullah Chaer mengatakan bahwa bahasa dalam bahasa Indonesia mengandung makna lebih dari satu makna. Simaklah contoh –contoh berikut ini.
a. Fina belajar bahasa Korea.
Bahasa pada kalimat a merujuk pada bahasa tertentu. De Saussure mengatakan sebagai langue.
b. Manusia memiliki bahasa, sedangkan hewan tidak.
Bahasa pada kalimat b merujuk pada bahasa pada umumnya; yakni language.
c. Jangan bergaul dengan anak yang tidak tahu bahasa itu.
Bahasa pada kalimat c merujuk pada sopan santun.
d. Pada pejabat tidak memiliki bahasa yang sama.
Bahasa pada kalimat d merujuk pada kebijakan dalam mengambil keputusan.
e. Katakanlah dengan bahasa bunga.
Bahasa pada kalimat e merujuk pada pemberian bunga sebagai lambang suatu maksud.
f. Kerusuhan itu tidak dapat dituntaskan dengan bahasa militer.
Bahasa pada kalimat f merujuk pada dengan cara.
g. Saat dia berpidato, bahasanya penuh dengan kata ”daripada” dan akhiran ”ken”.
Bahasa pada kalimat g merujuk pada arti harfiahnya.
Simaklah kalimat a hingga e, kata bahasa adalah bentuk kias karena memiliki makna yang bersayap. Artinya tidak memiliki makna secara harafiah.
Pengertian bahasa itu dijelaskan oleh Harimurti Kridalaksana dalam buku yang sama sebagai berikut.
1. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan. Seperti halnya sistem –sistem lain, unsure –unsur bahasa diatur seperti pola –pola yang berulang.
Sehingga kalau hanya salah satu bagian saja tidak tampak, dapatlah diramalkan atau dibayangkan keseluruhan ujarannya. Misalnya bila kita menemukan bentuk sebagai berikut.
berangkat – kantor
ibu tinggal – rumah
Bahasa adalah sistematis, artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan –satuan terbatas yang terkombinasi dengan kaidah –kaidah yang dapat diramalkan. Bahasa juga sistemik, artinya bahasa itu bukanlah sistem yang tunggal, melainkan terdiri dar ibeberapa sub sistem, yakni subsistem fonologi, subsistem gramatikal dan subsistem leksikon.
2. Bahasa adalah sebuah sistem tanda, Tanda adalah hal atau benda yang mewakili sesuatu, atau hal yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapi (melihat, mendengar, dan sebagainya) apa yang diwakilinya itu. Setiap bagian dari sistem itu atau setiap bagian dari bahasa tentulah mewakili sesuatu.
Tegasnya bahasa itu bermakna, artinya bahasa itu berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang memakainya.
3. Bahasa adalah sistem bunyi, Pada dasarnya bahasa itu berupa bunyi. Apa yang kita kenal sebagai tulisan sifatnya sekunder, karena manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan.
4. Bahasa digunakan berdasarkan kesepakatan, Artinya sesuatu diberi makna di dalam bahasa tertentu karena demikianlah kesepakatan pemakai bahasa itu.
5. Bahasa bersifat produktif. Artinya sebagai sistem dari unsure –unsur yang jumlahnya terbatas, bahasa dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya.
Dari sudut petutur, bahasa Indonesia hanya mempunyai 5 tipe kalimat, yakni pernyataan, pertanyaan, perintah, keinginan dan seruan. Dari kelima tipe itu kita dapat menyusun kalimat Indonesia yang jumlahnya ribuan, bahkan mungkin jutaan.
6. Bahasa bersifat unik, Artinya, tiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. Bahasa Jawa mempunyai 100 kata untuk menyebutkan anak binatang yang tidak ada dalam bahasa lain. Bahasa Inggris mempunyai lebih dari 50 kata untuk menggambarkan berbagai bentuk daun yang tidak dikenal dalam bahasa lain.
7. Bahasa memiliki sifat universal, Sifat universal bahasa Indonesia misalnya terletak pada adjektiva mengikuti nomina, seperti rumah besar, jalan besar dan orang pandai. Ternyata sifat ini ditemui juga dalam bahasa Prancis, bahasa Tonkawa di Amerika, bahasa Swahili di Afrika, dan sebagainya.
8. Bahasa mempunyai variasi –variasi, Hal itu karena bahasa dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerjasama dan berkomunikasi, serta karena kelompok manusia itu banyak ragamnya yang berinteraksi dalam berbagai lapangan kehidupan, dan yang menggunakan bahasa itu untuk berbagai macam keperluan.
9. Dengan bahasa suatu kelompok sosial bisa mengidentifikasi dirinya, Diantara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa tiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok lain. Bagi kelompok –kelompok sosial tertentu, bahasa tidak sekedar merupakan sistem tanda, melainkan sebagai lambang identitas sosial.
10. Bahasa mempunyai fungsi. Bahasa digunakan manusia dengan cirinya masing –masing untuk berbagai keperluan. Fungsi bahasa tergantung pada faktor siapa, apa, kepada siapa, tentang siapa, dimana, bilamana, berapa lama, untuk apa dan dengan apa bahasa itu diujarkan.
2. Konsep –Konsep Penting dalam Bahasa
a. Semantik
Menurut Setiawati Darmojuwono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), semantic merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa.
Apakah yang dimaksud dengan makna tanda bahasa? “Buku” adalah sebuah kata yang terdiri dari unsur lambang bunyi, yaitu (b-u-k-u) dan konsep atau citra mentak benda –benda (objek) yang dinamakan buku.
Menurut Ogden dan Richards yang dikutip oleh Setiawati Darmojuwono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), dalam karya klasik tentang “Teori semantik segitiga”, kaitan antara lambang, citra mental atau konsep dan referen atau objek dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini.
Makna kata buku adalah konsep tentang buku yang tersimpan dalam otak kita dan dilambangkan dengan kata buku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semantik mengkaji makna tanda bahasa, yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya.
b. Sintaksis
Menurut Liberty P. Sihombing dan Djoko Kentjono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antar kata. Struktur yang dimaksud di sini adalah urutan kata.
Sebagian besar makna suatu frasa, misalnya sangat tergantung pada urutan kata pembentuknya. Jadi, jika kita perhatikan dua contoh di bawah ini akan kita dapati bahwa makna frasa 1 tidak sama dengan makna frasa 2.
1) Adik guru
2) Guru adik
Demikian pula, makna kalimat (3) tidak sama dengan makna kalimat (4).
3) Busra menunggu Wati
4) Wati menunggu Busra
c. Fonetik
Fonetik berkenaan dengan satuan terkecil bahasa, yaitu bunyi. Fonetik berkenaan dengan proses pembunyiannya, realisasi dan penangkapannya melalui indera pendengaran.
Menurut Trubetzkoy yang dikutip oleh FX Rahyono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), fonetik merupakan studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan peristiwa bahasa, murni studi fenomena listik terhadap bahasa tanpa mempertimbangkan fungsi. Titik tolak fonetik adalah kongkret, yaitu bahasa manusia.
d. Morfologi
Menurut Djoko Kentjono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), morfologi merupakan studi gramatikal struktur intern kata. Morfologi merupakan ilmu bahasa yang mempelajari morfem yaitu satuan gramatikal yang terkecil.
Sebagai satu gramatikal, morfem membentuk satuan yang lebih besar dan mempunyai makna. Sebagai satuan terkecil, morfem tidak dapat dipecah menjadi bagian –bagian lebih kecil yang masing –masing mengandung makna.
Djoko Kentjono dalam buku yang sama lebih lanjut menjelaskan morfem dapat dikenal karena pemunculannya yang berulang –ulang dalam praktik. Morfem ditemukan dengan jalan memperbandingkan satuan –satuan ujaran yang mengandung kesamaan dan pertentangan, yakni kesamaan dan pertentangan dalam bentuk (fonologis) dan dalam makna.
Perhatikan kata –kata di bawah ini.
1) Diambil
2) Dibawa
3) Dicuri
4) Didukung
dibandingkan dengan kata
1) Ambil
2) Bawa
3) Curi
4) Dukung
Pertama –tama akan terlihat bentuk –bentuk yang sama susunan fonemnya, yakni (di). Kedua, makna yang membedakan diambil dengan ambil juga terdapat dalam pasangan dibawa –bawa, dicuri –curi dan didukung –dukung.
Dengan kata lain (di) mempunyai makna. Bentuk (di) ternyata tidak dapat dipecah menjadi bagian –bagian bermakna yang lebih kecil. Paparan di atas membuktikan bahwa (di) adalah morfem, dan masih banyak contoh lainnya yang dapat kita temui dalam pelajaran Bahasa.
3. Fungsi Bahasa
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian bahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar anggota –anggota masyarakat yang diadakan dengan mempergunakan bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Oleh karena itu, meskipun komunikasi antaranggota masyarakat dapat mengambil bentuk –bentuk lain, berupa isyarat –isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan terompet, akan tetapi berbagai macam alat komunikasi tersebut tidak dapat disebut sebagai bahasa.
Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilakukan oleh manusia dengan mempergunakan sarana berupa alat ucap manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang paling efektif digunakan oleh berbagai anggota masyarakat.
Selanjutnya, fungsi umum bahasa tersebut dapat dijabarkan menjadi, antara lain sebagai berikut.
a. Untuk tujuan praktis, yaitu sebagai sarana berkomunikasi dalam pergaulan sehari -hari.
b. Untuk tujuan artistik, yaitu mengolah dan mempergunakan bahasa dengan cara seindah –indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia dalam kesusastraan dan seni.
c. Sebagai sarana untuk mengembangkan bidang ilmu.
d. Tujuan filologis, yakni untuk mempelajari manuskrip yang berisi latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat istiadat serta untuk mengetahui sejarah perkembangan suatu bahasa.
B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), mengutarakan 5 (lima) ragam bahasa, yaitu:
a. Ragam bahasa intimate
Ragam bahasa intimate digunakan untuk orang yang memiliki hubungan sangat akrab dan intim, biasanya digunakan oleh kawula muda. Contohnya adalah ‘gue, lo, bete, ember, dan memang.
b. Ragam bahasa casual
Ragam bahasa casual digunakan dalam situasi tidak resmi dan santai. Dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling mengenal (tidak intim). Bentuk bahasa yang digunakan tidak baku.
c. Ragam bahasa consultative
Ragam bahasa consultative digunakan untuk tawar menawar oleh penjual –pembali, tanya jawab antara siswa dan gurunya. Ciri bahasa consultative adalah pilihan kata yang digunakan berpusat pada transaksi atau pertukaran informasi.
d. Ragam bahasa formal
Ragam bahasa formal digunakan dalam rapat atau diskusi resmi. Ciri khas bahasa formal adalah pilihan kata dan kalimat yang lengkap serta akurat, yang mencerminkan jarak hubungan dan situasi formal di antara peserta diskusi.
e. Ragam bahasa frozen
Ragam bahasa frozen digunakan pada acara ritual dan seremonial, sering digunakan oleh hakim, jaksa dan pembela di dalam sidang pengadilan. Disebut beku (frozen) karena ungkapan dan istilah yang dipakai tetap dan tidak memungkinkan adanya perubahan satu patah kata pun. Bahkan tekanan pelafalannya pun tidak boleh berubah sama sekali.
Dengan mengamati ragam penggunaan bahasa, maka bahasa dengan sendirinya memiliki beberapa fungsi. B. Suhardi dan B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguisti(2005), mengutarakan 7 (tujuh) fungsi bahasa, yang digambarkan sebagai berikut (fungsi bahasa diwakili kata yang dicetak miring).
a. Situasi (Kontekstual)
Pengertian fungsi bahasa kontekstual dapat diperoleh dari contoh ketika seorang guru mengatakan, “Baik, mari kita mulai”, dan “Ujian selesai, tidak ada yang diperkenankan menulis lagi”, ungkapan itu menyebabkan berubahnya situasi. Ujaran tersebut memberi tekanan pada waktu (bagian dan setting). Karena itu, fungsi bahasa tersebut adalah kontekstual.
b. Pesan (Referensial)
Fungsi referensial terwujud dalam tuturan yang mengutamakan isi atau topik pembicaraan. Contohnya adalah komentator sepakbola yang sedang mengulas jalannya pertandingan sepakbola.
c. Penutur (Konatif/Direktif)
Fungsi bahasa direktif terforkus pada mitra tutur yang sering diwujudkan dalam bentuk seruan atau suruhan, seperti,“Tolong” atau “Pelan –pelan”.
d. Mitra Tutur (Emotif)
Fungsi bahasa emotif terfokus pada penuturnya saat menyatakan perasaannya yang terwujud dalam rasa senang atau rasa kesal, seperti “Horeee” atau “Sialan”.
e. Jalur (Fatis)
Fungsi fatis (phatic) timbul dalam tuturan yang mengutamakan tersambungnya atau terbukanya jalur tuturan (channel). Contoh ungkapan fatis sering terlihat dalam ucapan atau salam seseorang kepada orang lain sekadar untuk mengisi kekakuan suasana atau membuka pembicaraan. Mislanya, “Mau ke mana?” atau “Apa kabar?”.
f. Bentuk Pesan (Puitis)
Fungsi puitis terwujud karena pusat perhatian terfokus pada bentuk pesan. Contohnya tulisan atau goresan ditembok –tembok tempat umum dalam bentuk grafik atau dalam karya sastra.
g. Aspek Bahasa (metalinguistik)
Fungsi metalinguistik terwujud dalam ungkapan atau bahasa terpusat pada makna atau batasan istilah. Contohnya terdapat dalam bentuk rumus dan definisi, seperti “Merdeka berarti bebas”, dan “Bandung adalah ibu kota Jawa Barat”.
4. Rumpun Bahasa di Dunia
Bahasa yang ada di dunia sangat beragam. Masing –masing bahasa dikelompokkan ke dalam satu rumpun bahasa, yang asal –usulnya sama. Bahasa apakah yang merupakan bahasa pertama atau perintis, sulit sekali ditemukan. Selain karena telah punah, juga tidak terdokumentasikan dengan baik.
Salah satu cara yang biasa dipakai adalah dengan mengenali ciri –cirinya lalu membuat perbandingan. Metode perbandingan ini pertama kali dikemukakan oleh August Schleicher, seorang ahli bahasa abad XIX.
Dengan metode ini, ia dapat menunjukkan status rumpun bahasa dari bahasa –bahasa yang ada di dunia. Rumpun bahasa terbesara dalah Niger Kordofania (terdiri atas 1489), disusul rumpun bahasa Austronesia (terdiri atas 1262 bahasa), Trans Nugini (terdiri atas 552 bahasa), dan Indo Eropa (terdiri atas 443 bahasa).
Secara umum bahasa di dunia dibagi menjadi 11 subrumpun; antara lain sebagai berikut.
1) Rumpun Indo Eropa
Rumpun bahasa ini meliputi bahasa –bahasa Jerman, Indo –Iran, Armenia, Baltik, SlavikRoaman, Keltik, Gaulis.
2) Rumpun Hamito –Semit (Afro –Asiatik)
Rumpun bahasa ini meliputi bahasa –bahasa Koptis, Berber, Kushid, Chad, Arab, Etiopik, Ibrani.
3) Rumpun Chari –Nul
Rumpun ini meliputi bahasa Swahili, Bantrik, Khoisan.
4) Rumpun Dravida
Rumpun ini meliputi bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
5) Rumpun Austronesia (Melayu Polinesia)
Rumpun ini meliputi bahasa Indonesia (Melayu, Austronesia Barat), Melanesia, Mikronesia, Polinesia.
6) Rumpun Kaukasus
7) Rumpun finno-Ugris
Rumpun ini meliputi bahasa Hungar, Lapis, Samoyid.
8) Rumpun Paleo Asiatis (Hiperbolis)
Rumpun ini meliputi bahasa –bahasa di Siberia Timur.
9) Rumpun Ural –Altai
Rumpun ini meliputi bahasa –bahasa Mongol, Maluku, Tungu,Turki, Korea, Jepang.
10) Rumpun Sino –Tibet
Rumpun ini meliputi bahasa –bahasa Yenisei, Ostyak, Tibeto, Burma, Cina.
11) Rumpun bahasa Indian
Rumpun bahasa ini meliputi bahasa Eskimo, Aleut, Na –Dene, Algonkin, Wakshan, Hokan, Sioux, Penuto, Aztek-Tanoan.
Bahasa di dunia bersifat divergensif ‘memecah dan menyebar menjadi banyak. Namun demikian, bahasa pun dapat punah karena ditinggalkan penuturnya yang beralih ke bahasa lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Di Indonesia terdapat lebih dari 200 bahasa dan logat yang digunakan. Namun, tetap bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa resmi. Logat yang paling banyak adalah logat Jawa karena 45% penduduk Indonesia adalah orang Jawa. Bahasa Indonesia menggunakan huruf Latin di dalam transkripsinya.
Banyak bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia; beberapa di antaranya adalah bahasa Arab, bahasa Sanskerta, bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Portugis, dan lain –lain. Bahasa Indonesia termasuk di dalam rumpun bahasa Austronesia.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment