Kesenian : Pengertian, Unsur, Jenis/Macam (Seni Rupa, Seni Sastra, Seni Pertunjukan), & Fungsi Lengkap dengan Contoh

A. Pengertian Kesenian

Kata “seni”adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Kata seni berasal dari kata ”sani” yang kurang lebih artinya ”jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa”.


Menurut kajian ilmu di Eropa, seni disebut ”art” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.


Menurut Suharto Rijoatmojo dalam buku Ethnologie, kesenian adalah segala sesuatu ciptaan manusia untuk memenuhi atau untuk menunjukkan rasa keindahan. Keseniaan merupakan hasil dari unsure budaya manusia, yaitu rasa.


Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka hidup bermasyarakat yang dijadikan milik diri dengan belajar.


Menurut Alexander Alland, sebagaimana yang dituliskan oleh Marvin Harris. Ia menyatakan bahwa kesenian adalah bermain dengan menghasilkan bentuk transformasi representatif yang estetik. Pendapat tersebut, dapat dijabarkan berikut ini.


Bermain adalah kesenangan, aspek aktivitas kepuasan yang tidak dapat diukur. Bentuk adalah bangunan yang dibentuk pada waktu dan ruang bermain di dalam kesenian. Estetik adalah eksistensi kapasitas manusia secara universal sebagai suatua presiasi emosi dan kesenangan. Adapun perwujudan transformasi adalah aspek komunikasi suatu kesenian.


Untuk dapat memahami konsep tentang kebudayaan, kita harus menguraikan unsure unsur yang terkandung dalam setiap kebudayaan. Unsur unsur kebudayaan yang dimaksud adalah unsure unsur kebudayaan yang bersifat universal. Artinya unsure unsur tersebut pasti dapat dijumpai dalam setiap kebudayaan pada berbagai suku bangsa di dunia.


Adapun unsure unsur kebudayaan tersebut mencakup:


1. Sistem religi dan upacara keagamaan,

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan,

3. Sistem pengetahuan,

4. Bahasa,

5. Kesenian,

6. Sistem mata pencaharian hidup, dan

7. Sistem teknologi dan peralatan.


Berdasarkan uraian mengenai unsure unsur kebudayaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Berkaitan dengan seni sebagai salah satu unsur kebudayaan, secara khusus Koentjaraningrat menegaskan bahwa pengertian kesenian adalah segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan.


Berdasarkan penelitian para ahli, seni atau karya seni sudah ada kurang lebih sejak 60.000 tahun yang lalu. Bukti ini terdapat pada dinding dinding gua di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan yang berupa torehan torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak atau bukti ini mirip lukisan modern yang penuh ekspresi. Halini dapat kita lihat dari kebebasan mengubah bentuk.


B. Jenis Kesenian di Indonesia


Biasanya, antropolog menyoroti seni sebagai suatu gejala kebudayaan, yaitu dengan aktivitas menyusun katalog, memotret, mencatat, dan mendeskripsikan seluruh bentuk kegiatan imajinatif pada suatu kebudayaan tertentu.


Hasil imajinasi tersebut adalah berbagai jenis seni seperti musik, tarian sosial, legenda, pakaian, selimut, gaya tembikar, hiasan bangunan, monumen, dan lain lain. Namun secara garis besar, beberapa bentuk kesenian tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.


1. Seni Rupa


Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan yang diberikan oleh seni rupa merupakan hasil olahan dari konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.


Secara kasar, terjemahan seni rupa dalam bahasa Inggris adalah fine art. Namun, sesuai perkembangan seni modern istilah ini menjadi lebih khusus kepada pengertian seni rupa murni. Hal ini untuk membedakan dengan istilah seni kriya atau visual arts.


Apabila dilihat dari ukurannya, seni rupa dapat berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi terdiri atas satuan panjang dan lebar, misalnya lukisan atau kartun. Sedangkan seni rupa tiga dimensi terdiri atas ukuran panjang, lebar, dan tinggi misalnya patung dan kerajinan.


Fungsi Seni Rupa


Di depan telah dijelaskan bahwa dengan berkesenian, manusia mampu mengekspresikan pikiran dan suasana lingkungan yang melingkupi dirinya. Demikian pula dengan seni rupa, bidang seni rupa memiliki beberapa fungsi atau peranan dalam kehidupan manusia, antara lain:


a) Media atau sarana komunikasi.

b) Media atau sarana mengekspresikan diri atau untuk mencapai kepuasan batin.

c) Menambah keindahan barang barang atau produk yang diciptakan manusia sehingga nilai ekonominya meningkat.

d) Sebagai pelengkap kebutuhan hidup.

e) Sebagai suatu kebanggaan pribadi atau individu.


Di Indonesia bentuk seni rupa sangat beragam sesuai dengan kebhinekaan masyarakatnya. Secara umum bentuk seni rupa yang di Indonesia adalah sebagai berikut:


a. Seni Lukis


Seni lukis adalah suatu hasil seni rupa dua dimensi yang dilakukan dengan menciptakan suatu keadaan atau khayalan ke bidang datar melalui garis garis dan warna.


Perkembangan seni lukis sejalan dengan tingkat peradaban umat manusia. Semakin maju tingkat peradaban manusia maka semakin maju atau baik pula tingkat (kualitas) lukis. Seni lukis telah mengalami evolusi secara terus menerus, dari bentuk sederhana ke bentuk yang semakin baik dari waktu ke waktu.


Dari kualitas seni lukis yang rendah ke kualitas yang tinggi. Dan akhirnya, seni lukis sampai pada bentuk dan kualitas yang sangat sempurna (maju) seperti karya karya lukis yang dihasilkan oleh seniman seniman pada abad modern ini.


Seni lukis tumbuh dan berkembang menurut zamannya. Pada zaman Hindu Budha, seni lukis mengekspresikan tema tema yang berhubungan dengan nilai nilai yang dianut oleh Hindu Budha. Pada zaman Islam (madya), seni lukis mengekspresikan tema tema mengenai nilai nilai Islam.


Demikian seterusnya hingga zaman baru dan zaman modern, seni lukis mengekspresikan nilai nilai zamannya. Perkembangan seni lukis tidak hanya sebatas tema saja, tetapi juga menyentuh hingga bahan bahan lukisan yang digunakan. Perhatikan tabel di bawah ini!


Perkembangan Seni Lukis

No.

Zaman

Gambaran Bahan Lukisan

1.

Purba

Media seni lukis adalah dinding di goa dengan menggunakan cat atau bahan pewarna yang diperoleh dari getah tumbuh tumbuhan.

2.

Hindu Budha

Media seni lukis adalah daun daun lontar, kulit binatang, dinding dinding batu atau dinding bangunan suci (candi, makam), dinding kayu dengan menggunakan cat atau bahan pewarna.

3.

Madya

Media seni lukis adalah barang barang pecah belah semacam gerabah, keramik, porselin, alat alat dapur, dan lain lain, dengan menggunakan cat atau bahan pewarna.

4.

Sekarang

Media seni lukis semakin variatif, mulai dari alas dasar kertas, kulit binatang, kain (kanvas), kaca, dan lain lain dengan menggunakan beraneka ragam cat atau tinta lukis yang telah berhasil diciptakan.



Dari hasil perkembangan seni lukis dari dahulu hingga sekarang, manusia mengenal berbagai jenis seni lukis. Menurut bahan dan teknik pembuatannya, seni lukis dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


1) Lukisan cat minyak

2) Lukisan cat air

3) Lukisan orang

4) Lukisan kapur berwarna

5) Lukisan Al fresco atau fresco

6) Lukisan tempera

7) Lukisan encaustic

8) Lukisan mozaik

9) Lukisan azalejo.


Menurut alirannya, seni lukis dibedakan menjadi lukisan yang beraliran :

1) Naturalis

2) Realis

3) Impresionis

4) Ekspresionis

5) Kubisme

6) Futuristis

7) Surealis

8) Bebas (abstrak).


Pelukis Pelukis Indonesia Pelukis pelukis Indonesia yang kita kenal antara lain:


1. Affandi

2. Kartika Affandi

3. Basuki Abdullah

4. Sapto Hudoyo

5. Djoko Pekik

6. Amri Yahya, dan lain lain


b. Seni Arsitektur


Seperti halnya dengan seni lainnya, seni arsitektur atau bangunan juga berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan peradaban umat manusia. Pada zaman batu, seni arsitektur yang berkembang pada umumnya adalah seni arsitektur yang terbuat (berasal) dari batu.


Pada zaman Megalithikum Tua, berkembang seni arsitektur bangunan tua tua besar, dengan sifat khas kasar dan masif. Contoh seni arsitektur dari zaman Megalithikum diantaranya adalah menhir, dolmen, serta punden berundak.


Bergerak menuju masa Megalitikum Muda, perkembangan seni arsitektur bersifat lebih halus, contohnya, adalah bangunan bangunan sarchovagus (keranda jenasah), kubur batu, serta sejumlah arca arca megalitik.


Perkembangan selanjutnya seni arsitektur hingga saat ini sangat  didominasi dan dipengaruhi oleh arsitektur Eropa (Barat). Kehadiran arsitektur barat di Indonesia bermula dari kehadiran bangsa Belanda di Indonesia yang kemudian membawa gaya gaya bangunan Barat ke Indonesia dan memadukannya dengan arsitektur tradisional Indonesia.


Pengaruh arsitektur Barat, khususnya Belanda dapat ditemukan pada berbagai bangunan bersejarah dan rumah di Indonesia. Contohnya, adalah ubin, jendela kaca timah, dan atap kaca serta teralis besi yang ditempa yang dipadukan dengan arsitektur tradisional.


c. Seni Patung


Menurut William A. Haviland (1999), dalam arti yang seluas luasnya seni patung adalah seni berdimensi tiga. Setiap produk imajinasi kreatif yang tiga dimensi dapat disebut sebuah patung. Sebuah pisau upacara, belanga yang berhias, kecapi buatan tangan, gapura hias, monument kuburan, atau bangunan umum mengandung pokok pokok artistik yang sama dengan patung.


Bentuk Patung


- Tradisional


Bentuk patung tradisional di Indonesia digarap oleh sebagian kelompok masyarakat Bali kini. Hal ini disebabkan karena kehidupan masyarakat Bali tidak banyak berubah terutama dalam hal kepercayaan masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu.


Perkembangan bentuk seni patung tradisional di Bali dirintis oleh I Nyoman Tjokot yang dibina oleh seniman R. Bonnet dan Walter Spies sekitar tahun 1940-an. Tema patung di Bali masih tetap mengambil dari Ramayana dan Mahabarata, disamping tema keagamaan, misalnya penggambaran surga dan neraka.


- Modern


Pertumbuhan patung modern di Indonesia ditandai dengan kecenderungan patung figuratif, salah satunya dengan munculnya patung potret diri atau sosok sosok manusia tertentu yang dipatungkan. Umumnya patung semacam ini ditampilkan dalam ukuran setengah dada atau sebatas kepalanya saja.


Salah satu contohnya adalah patung karya S. Sudjojono berjudul Potret Pejuang tahun 1953. Masih banyak karya lain yang dihasilkan oleh seniman seniman patung di Indonesia, seperti karya G. Sidharta Tiang Berulang (1973) dan Tiang Kehidupan (1978). Patung karya Sidharta ini memadukan dua kekuatan yaitu aspek narasi (cerita) dengan kekuatan formal seni patung.


Jenis Jenis Patung


- Figure: patung yang menggambarkan bagian tubuh manusia secara utuh, dari kaki sampai kepala.

- Buste: patung dada yang hanya menggambarkan bagian kepala sampai dada atau hanya dada saja.

- Torso: patung badan atau gembung saja tanpa kepala dan tanpa anggota badan.


d. Seni Ukir


Seni ukir diartikan sebagai ragam hias yang bersifat kruwikan, buledan, sambung menyambung, dan merupakan bentuk lukisan yang indah. Bertolak dari pengertian tersebut, maka seni ukir sebenarnya adalah hasil suatu gambaran yang dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dikerjakan sedemikian rupa dengan alat alat tertentu sehingga permukaaan yang asal mulanya rata menjadi tidak rata (kruwikan dan buledan).


Dengan demikian ciri utama suatu ukiran adalah membuat suatu permukaan menjadi tidak rata.


Jenis Jenis motif Hias :

a) Motif hias percandian


Kesenian : Pengertian, Unsur, Jenis/Macam (Seni Rupa, Seni Sastra, Seni Pertunjukan), & Fungsi Lengkap dengan Contoh


Lambang kesuburan, terdapat pada Candi Prambanan. Bentuk plot mengekspresikan sulur suluran dan bunga.


b) Motif hias kedaerahan


Kesenian : Pengertian, Unsur, Jenis/Macam (Seni Rupa, Seni Sastra, Seni Pertunjukan), & Fungsi Lengkap dengan Contoh


Kiri menurun: motif hias Pekalongan, Cirebon, Yogyakarta, Jepara. Kanan menurun: motif hias Majapahit, Pajajaran, Bali, Surakarta.


2. Seni Sastra


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, sastra adalah bahasa (kata kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab kitab (bukan bahasa sehari hari). Definisi kedua menurut kamus ini adalah karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.


Istilah sastra sendiri, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ”tulisan” atau ”karangan”. Sastra biasanya diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan.


Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan. Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata ”sastra” bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak.


Dari ketiga sumber di atas, arti kata sastra selalu mengarah pada inti yang sama berikut ini.

a) Sastra berupa bahasa, untaian kata kata, gaya bahasa, ungkapan.

b) Sastra tercurah dalam bentuk kitab, karya tulis, tulisan, karangan, lisan.

c) Sastra bernilai seni, indah, artistik, asli sastra berisi ajaran, pendidikan, instruksi, dan pedoman.


Sastrawan sastrawan Indonesia yang kita kenal

No.

Nama

No.

Nama

1.

Chairil Anwar

6.

N. H. Dini

2.

Sutan Takdir Alisyahbana

7.

Umar Kayam

3.

H.B. Yasin

8.

Supardi Djoko Damono

4.

Ajip Rosidi

9.

Taufik Ismail

5.

Hamka

10.

W.S. Rendra



Bidang  Seni Sastra


Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni sastra bisa dibagi menjadi dua, yaitu:


a) Seni Sastra Tulis


Sesuai namanya, seni sastra tulis merupakan bentuk karya sastra yang dituangkan dalam bentuk tulisan, yaitu kombinasi huruf yang mempunyai makna atau arti. Banyak sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang di masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi, cerita fiksi, dan essai.


b) Seni Sastra Lisan


Seni sastra lisan disampaikan dengan bahasa lisan , yaitu dengan dituturkan secara langsung kepada pendengar, dengan atau tanpa iringan musik tertentu.


Fungsi Seni Sastra


Seni sastra yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat, diantaranya:


a) Sarana Menyampaikan Pesan Moral

b) Sarana Menyampaikan Kritik

c) Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Penghargaan terhadap Kebudayaan Daerah

3. Seni Pertunjukan


Dalam bahasa Inggris, seni pertunjukan dikenal dengan istilah perfomance art. Seni pertunjukan merupakan bentuk seni yang cukup kompleks karena merupakan gabungan antara berbagai bidang seni.


Menurut Edi Sedyawati (2006), jejak jejak seni pertunjukan Indonesia mulai ditemukan pada zaman prasejarah akhir, terutama pada zaman Perunggu  Besi. Buktinya adalah ditemukannya beberapa logam hasil zaman itu berisi sejumlah penggambaran mengenai orang orang menari dengan mengenakan hiasan kepala dengan bulu bulu panjang serta topeng.


Jika kamu perhatikan, sebuah pertunjukan kesenian seperti teater atau sendratari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum, panggung, pencahayaan, dan seni rias. Seni pertunjukan sangat menonjolkan manusia sebagai aktor atau aktrisnya.


Fungsi Seni Pertunjukan


Fungsi seni pertunjukan mengalami perkembangan dari waktu kewaktu sesuai dengan budaya yang menjadi latar belakangnya. Hasil pengamatan terhadap sejarah perjalanannya, seni pertunjukan menurut Edi Sedyawati (2006) setidaknya memiliki fungsi:


a. Fungsi Religius.

b. Fungsi Edukatif.

c. Fungsi Peneguhan Integrasi Sosial.

d. Fungsi Hiburan.

e. Fungsi Mata Pencaharian.


Bidang Seni Pertunjukan


a. Seni Tari


Menurut Curt Sach dalam Worl dHistory of The Dance, tari adalah gerak yang berirama. Menurut Corrie Hartong tari adalah gerak gerik badan yang diberi bentuk dan irama di dalam ruang.


Secara sederhana tari adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak tubuh manusia yang ditata dengan prinsip prinsip tertentu. Dalam seni tari, unsur utamanya adalah gerak, dan unsur terpenting lainnya adalah irama.


Macam macam Tari di Indonesia

No.

Nama Tari

Asal Daerah

1.

Tari Saman

Aceh

2.

Tari Tor Tor

Sumatera Utara

3.

Tari Sriwijaya

Sumatera Selatan

4.

Tari Payung

Sumatera Barat

5.

Tari Ya Fatah

Jambi

6.

Tari Tabot

Bengkulu

7.

Tari Piring

Sumatera Barat

8.

Tari Penggung Cambai

Lampung

9.

Tari Cokek

DKI Jakarta

10.

Tari Gambyong

Jawa Tengah

11.

Tari Bedaya

Yogyakarta


b.  Seni Drama


Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata dramon yang berarti perbuatan atau gerak. Jadi, drama berarti seni untuk mengungkapkan pekerti manusia melalui perbuatan yang dipanggungkan. Kata/istilah teater menunjuk pada “seni pertunjukan”. Dalam seni teater kehadiran penonton memiliki nilai yang sangat penting.


Kerjasama antara pelaku teater dan penonton menjadi inti/hakikat dari pertunjukan teater. Istilah teater di Indonesia biasa diartikan sebagai seni pertunjukan yang terfokus pada cerita, dialog, dan seni peran (acting). Seni teater termasuk dalam seni multimedia karena menggunakan lebih dari satu media.


Seni teater mengungkapkan maknanya melalui bahasa teatrikal (pengalaman teater). Tujuan utama seni teater adalah pengalaman dan kenikmatan teatrikal. Dengan demikian, secara sederhana dapat kita katakan bahwa seni teater(drama) adalah ungkapan, gagasan, atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan melalui media gerak, suara, dan rupa yang ditata dengan prinsip prinsip tertentu.


Seni drama terbagi menjadi dua macam, yaitu drama tradisional serta drama modern. Berbagai daerah di Indonesia memiliki bermacam macam jenis drama tradisional antara lain sebagai berikut.


1) Lenong ( Betawi )

2) Kethoprak ( Jawa Tengah dan DIY )

3) Ludruk ( Jawa Timur )

4) Cupak Gerantang ( Lombok )

5) Wayang ( Jawa )

6) Arja ( Bali )


Yang menonjol di antaranya adalah seni pedalangan atau pewayangan. Wayang dalam arti bahasa berarti bayangan, ialah semacam seni drama, dimana boneka boneka digerakkan oleh seorang dalang dan bayangan boneka boneka itu ditangkap di atas kelir. Supaya dapat melihat bayangan wayang itu, maka para penonton harus duduk di belakang layar.


c. Seni Musik


Di dalam antropologi ada cabang ilmu khusus yang mempelajari musik yaitu etnomusikologi. Etnomusikologi adalah cabang antropologi yang mempelajari dan mengamati kesenian rakyat. Seni music merupakan keterampilan kreatif individual yang dapat dipupuk dandapat merupakan kebanggaan seseorang karena telah menciptakan atau memainkannya.


Melalui musik, nasihat atau pesan dapat disampaikan lebih mudah karena didengar atau diperdengarkan berulang kali. Sifat nyanyian adalah didaktis, inspiratif, religius, politis, emosional, simbolis dan mudah diingat. Musik memiliki beberapa fungsi, yaitu:


a. Komunikasi secara merata melalui perasaan atau pengalaman hidup

b. Menyampaikan nilai sebagai fungsi social

c. Memberi inspirasi

d. Menyampaikan nilai religious.

Comments

Popular posts from this blog

4 Fase Perkembangan Ilmu Antropologi Serta Contohnya

15 Pengertian Kebudayaan Secara Umum, Etimologi dan Menurut Para Ahli

6 Ciri Budaya Lokal di Indonesia Dan Contohnya